Minggu, 03 November 2019

Kabupaten Bangkalan





kabupaten-bangkalan
Pawai  Hari Jadi Bupati Bangkalan.



        Kabupaten Bangkalan adalah kabupaten yang terletak di ujung paling barat Pulau Madura, berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Sampang di timur serta Selat Madura di selatan dan barat. Dengan Luas wilaya kurang lebih 1.001,44 km² dan sebaran penduduk 1.064 jiwa/km², terdiri dari 18 kecamatan, 8 kelurahan, dan 273 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Bangkalan merupakan pusat perhubungan orang Madura baik dari Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan sendiri.

Sejak diresmikannya Jembatan Suramadu, Kabupaten Bangkalan menjadi gerbang utama Pulau Madura serta menjadi salah satu destinasi wisata pilihan di Jawa Timur, baik dari keindahan alamnya (Bukit Jaddih, Gunung Geger, Pemandian Sumber Bening - Langkap - Modung), budaya kerapan sapi, dan kerbau serta wisata kuliner di antaranya adalah nasi bebek khas Madura. Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang dari Madura ke Pelabuhan Ujung Tanjung Perak Pulau Jawa, dimana terdapat layanan kapal feri yang menghubungkan Madura dengan Surabaya (Pelabuhan Ujung).

Kabupaten Sampang




kabupaten-sampang
Gapura Kab. Sampang



         Kabupaten Sampang merupakan kabupaten yang berada di sebelah barat kabupaten Pamekasan, pulau Madura yang memiliki luas wilayah ± 1.233,30 Km2, terdiri dari 14 kecamatan dari 6 kelurahan dan 180 Desa. Kecamatan Banyuates yang luasnya sekitar 141,03 Km2 atau 11,44 % yang merupakan Kecamatan terluas, sedangkan Kecamatan terkecil adalah Pangarengan dengan luas hanya 42,7 Km2 (3,46 %).

Secara geografis, Kabupaten Sampang terletak di antara 113o 08’ - 113o 39’ (BT) dan 6o 05’ - 7o 13’ (LS). Kabupaten Sampang terletak ± 100 Km dari Surabaya, dapat di tempuh memlalui jalur darat yakni melewati Jembatan Suramadu kira-kira 1,5 jam atau melalui jalur laut dengan transportasi kapal Feri kurang lebih 45 menit, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 2 jam.

         Sejarah Kota Sampang dikenal dari prasasti Sangkala Chandra, sebagaimana dalam tradisi Jawa yang memiliki arti ("suatu representasi visual yang berisi hukum empat kata, masing-masing kata menghasilkan angka, hal ini terkait dengan awal mula penggunaan penanggalan Saka").
Pertama kali ditemukannya Candra Sangkala di desa Dalpenang, dengan membaca angka 757 Saka atau 835 Masehi itu menandakan bahwa adanya ajaran Budha kuno yang dipimpin oleh Resi, Nandi banteng adalah vahana atau kendaraan Dewa Shiwa.